loading...
Sejak berkampanye menjadi Gubernur DKI Jakarta tahun 2012, Presiden Republik Indonesia ke-7 Joko Widodo, sudah 3 kali menepati janjinya kepada pemilik Warung Tegal (Warteg) di depan Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, Bu Hajjah Djunah atau Bu Haji.
Tiga janji itu antara lain memberikan Surat Ijin Usaha Perdagangan, membetulkan warung, dan tidak melupakan Bu Haji jika kelak Jokowi sukses.
Tiga kali juga Bu Haji bertemu dengan Jokowi. Dua kali di warung dan satu kali di Istana Presiden.
Di rumahnya yang berada di Jalan Muria Ujung, Menteng, Jakarta Selatan, Bu Haji menceritakan kembali ketika pertama kali Jokowi bertemu dengannya.
Ketika masa kampanye Pemilihan Kepala Daerah DKI Jakarta 2012, Jokowi sempat mampir ke warungnya yang berada di sebelah kiri pintu masuk Masjid Sunda Kelapa.
Warung itu diapit oleh sebuah toko kelontong di sebelah kiri dan gerobak soto di sebelah kanannya.
Sebelum sampai ke etalase berisi lauk pauk seperti ayam bakar, ikan goreng, sayur asem, gorengan tempe dan lain-lain, terdapat sebuah meja makan berwarna biru dan kursi panjang yang berwarna senada.
Di etalase kaca tersebut memang tidak ada nama atau merek.
Apa yang ada di sana hanya sebuah sticker berukuran setengah ponsel pintar yang dijual di pasaran.
Sticker merah itu bertuliskan huruf W berwarna kuning besar dan tulisan "Warteg, I'm loving it" memotong huruf W besar itu.
Warung itu begitu teduh karena terdapat sebuah payung besar berwarna biru menaungi pengunjung yang ingin makan atau sekadar ngopi di sana.
Tampak beberapa pengunjung berpakaian batik rapi bercelana hitam atau kemeja berbagai macam rupa sedang makan di atas meja itu.
Ada juga pengunjung yang mengenakan kaos oblong dan tidak mengenakan sepatu tengah mendekati etalase untuk memesan.
Di belakang etalase terdapat dua orang laki-laki muda sedang meladeni pembeli dan seorang ibu muda tengah menulis di atas kertas bon.
Di belakang mereka masih ada sebuah kursi panjang juga meja panjang berwarna biru yang menempel di dinding.
Di dinding bagian atas beberapa foto perempuan dengan beberapa tokoh politik nasional dan internasional.
Beberapa foto itu tampak sedikit blur seperti dipotret dengan ponsel.
Beberapa lainnya lebih jelas seperti dipotret dengan kamera professional.
Semua foto itu dibingkai dengan bingkai berwarna emas.
Seorang perempuan tua berkerudung terlihat di hampir semua foto itu.
Perempuan itulah sang pemilik warteg itu, Bu Haji.
Bu Haji mengungkapkan bahwa janji pertama yang ditepati Jokowi adalah memberikan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) jika Jokowi terpilih menjadi Gunernur DKI Jakarta.
Beberapa waktu setelah Jokowi dilantik menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 15 Oktober 2012, Jokowi kembali mendatangi warteg Bu Haji untuk makan sekaligus memberikan SIUP yang pernah dijanjikannya.
Ketika itu Bu Haji memohon bantuan kepada Jokowi untuk membetulkan warungnya yang sering bocor.
Jokowi pun kembali berjanji untuk membetulkan warung itu.
Menurut Bu Haji janji itu pun akhirnya ditepati oleh Jokowi. Atap dan beberapa bagian warung Bu Haji dibenahi.
Pada pertemuannya yang kedua kali dengan Jokowi, Bu Haji juga sempat berkata kepadanya untuk tidak melupakannya jika nanti sudah sukses.
Beberapa pekan setelahnya, Bu Haji pun diundang ke Istana oleh Pak Jokowi.
"Berapa kali saya makan d itempatmu?" kata Bu Haji menirukan Jokowi ketika di Istana Presiden.
"Dua Pak," ungkap Bu Haji mengingat jawabannya ketika itu.
"Sekarang kamu yang makan di tempat saya ya," kata Bu Haji kembali menirukan Jokowi.
Sampai hari ini Bu Haji masih mengirim makanan setiap hari untuk sekitar 20 staf presiden.
"Lumayan barang lima ratus ribu sehari. Buat saya segitu gede," ungkap Bu Haji sambil memeluk bingkai foto bergambar dirinya dengan Jokowi ketika di Istana.
Seumur hidupnya berdagang warteg, perempuan kelahiran Tegal tahun 1945 itu mengungkapkan kalau baru pertama kalinya ia diundang ke Istana Negara oleh presidennya.
Bu Haji juga mengungkapkan dia telah berdagang warteg itu sejak berumur masih kanak-kanak membantu ibunya.
Warteg yang sering disambangi tokoh-tokoh nasional yang tidak ingin ia sebutkan namanya itu adalah warisan dari orang tuanya.
Terhitung Bu Haji adalah generasi kedua yang mengurus warteg itu.
Kini, pada tiga tahun pemerintahan Jokowi tepat 20 Oktober ini, Bu Haji berharap agar pemerintahan Jokowi langgeng dan tetap berpihak kepada rakyat kecil sepertinya.
"Harapan saya kepada Pak Jokowi ya, siapa saja lah yang memerintah dan ngebantu saya, namanya orang jalanan, saya doain biar dia sukses," ungkap Bu Haji.
Terkabulnya Doa Bu Haji
Di ruang tamu rumah yang berlantai keramik putih dan membelakangi sebuah televisi flat warna hitam yang masih menyala Bu Haji dengan tokoh-tokoh nasional, Bu Haji menceritakan terkabulnya doanya untuk Jokowi.
Pada kunjungan Jokowi yang kedua, Bu Haji sempat mendoakan agar Jokowi menjadi presiden di hadapan para wartawan.
"Mudah-mudahan Pak Jokowi jadi presiden nanti!" ungkap Bu Haji menirukan doanya ketika itu.
Namun Bu Haji mengungkapkan bahwa doanya ketika itu malah ditertawai oleh para wartawan.
"Baru dua minggu jadi (gubernur) Bu, udah mau jadi presidenaja," ungkap Bu Haji menirukan para wartawan yang datang ketika itu.
Meski Bu Haji tidak mengambil hati perkataan para wartawan, namun Bu Haji tetap yakin kalau suatu saat Jokowi akan jadi presiden nantinya.
Dan terbukti, doa dari ibu dengan tujuh orang anak dan sebelas orang cucu itu terkabul.
Jokowi dilantik menjadi Presiden ke-7 Republik Indonesia pada 20 Oktober 2014.
Bukan hanya Presiden Jokowi, beberapa figur publik lainnya juga pernah makan di warteg milik Djunah.
Di antaranya mantan Perdana Menteri Australia David Cameron, aktris Maudy Ayunda, politisi Hamzah Haz, Anas Urbaningrum.
"Pak Sandiaga Uno juga datang waktu pas pelantikan kemarin," ujarnya.
Di tiga tahun kepemimpinan Jokowi sebagai Presiden Republik Indonesia, Bu Haji merasa senang dan bersyukur atas kinerja Jokowi.
"Alhamdulillah sih seneng aja gitu. Wartegnya udah dibagusin, udah nggak kebocoran," ungkap Bu Haji. Tribunnews.com
loading...
Comments
Post a Comment