loading...
Kamera Tim Buka Mata merekam aksi para preman di trotoar Tanah Abang. Setiap satu meter persegi trotoar dijual seharga Rp 1 juta hingga 2 juta. Dari trotoar sepanjang 950 meter dari Jalan Raya Jatibaru hingga Jalan Kebon Jati ini, per bulan sekitar Rp 1,4 miliar mampu diraup dari jual beli illegal trotoar. Rupiah yang dibayarkan ini, istilahnya untuk uang pemutihan, disetor setiap bulan.
Sedangkan untuk harian, masih ada “setoran” lain. Pelaku jual beli illegal trotoar Tanah Abang menyatakan pada Tim Buka Mata, “setoran” ini untuk membantu keamanan pada PKL dari penggusuran aparat Pemprov DKI Jakarta. Dituturkan pula, ada dua kelompok yang “menjaga” Tanah Abang, salah satunya organisasi masyarakat. Mengkonfirmasi fakta-fakta ini, Tim Buka Mata juga mewawancarai Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno serta tokoh Tanah Abang yang juga Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta, Lulung Lunggana. YouTube Mata Najwa
Hal ini tak lepas dari Pedagang Kaki Lima yang berjualan di trotoar jalan disekitar pasar tersebut.
Ternyata PKL sangat subur memenuhi trotoar.Namun, dalam hal ini ternyata ada fakta yang sangat mengejutkan.
Yaitu, praktik jual beli trotoar illegal untuk lapak PKL.
Borok dari transaksi di trotoar ini telah dibongkar dari tim Buka Mata, yang dipegang oleh Najwa Shihab seorang mantan Anchor News dari salah satu TV swasta di Indonesia.
Trotoar dijual seharga Rp 1 juta hingga 2 juta bagi pedagang yang ingin berjualan di areal tersebut.
Nilai trotoar sepanjang 950 meter dari Jalan Raya Jatibaru hingga Jalan Kebon Jati ini, per bulan sekitar Rp 1,4 miliar mampu diraup dari jual beli illegal trotoar.
Rupiah yang dibayarkan ini, istilahnya untuk uang pemutihan, disetor setiap bulan.
Kalian bisa menilai sendiri. Tribunnews.com
loading...
Comments
Post a Comment