loading...
"Jangan panjang-panjang, sebentar, puisinya saya baca dulu 'nggeh', saya tidak bisa baca," kata Presiden setelah membaca secarik kertas yang dibawa oleh Ibnu asal Banyumas tersebut.
Ibnu pun dengan lantang membacakan puisinya.
"Di hari ini di Pondok Tremas yang kami cintai.
Datanglah seorang malaikat, yang datang bagai merpati.
Dengan anggun mengobati gerah hati ini.
Akibat air bah yang mertamu di pondok kami.
Dengan semangatnya memacu energi kami.
Agar kuat menghadapi kenyataan ini.
Kucium semerbak harum akan pengabdian sejati.
Beliaulah khalifah negeri ini, bukan negeri Islam yang pasti.
Tapi, negeri yang penuh dengan cinta, warna dan budaya.
Beliaulah khalifah kami, pemimpin kami.
Beliaulah Bapak Jokowi." Tribunnews.com
Selesai membacakan puisi, Ibnu pun mendapat tepuk tangan ratusan santri dan santriwati lain yang menunggu di lapangan ponpes.
"Saya bawa yah puisinya, saya tidak bawa sepeda, tapi besok saya kirim sampai ke sini, besok saya kirim, nanti kasih alamatnya ya," kata Jokowi sambil tersenyum.
Kedatangan Presiden ke ponpes itu untuk meninjau lokasi bencana sekaligus memberikan bantuan kepada warga yang terkena banjir bandang akibat siklon Cempaka pada akhir November lalu.
Pacitan termasuk daerah yang cukup parah terkena bencana banjir dan longsor bahkan mengakibatkan 25 orang meninggal dunia dan puluhan rumah serta sekolah rusak.
Selain mengunjungi pesantren Tremas, Presiden mengunjungi pondok pesantren Al Fattah Kikil di desa Arjosari, Pacitan, yang juga terkena bencana banjir. Republika.co.id
loading...
Comments
Post a Comment