loading...
Sosok Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti tetap menjadi perhatian di sepanjang tahun ini. Tak berbeda jauh dengan tahun sebelumnya, Susi masih terus konsisten memperjuangkan laut Indonesia sebagai masa depan bangsa dalam setiap aksinya, baik di dalam maupun luar negeri.
Dari hal yang diperjuangkannya itu, Susi membawanya dalam setiap kebijakan yang dilakukannya. Mulai dari penenggelaman kapal asing pencuri ikan di laut Indonesia, pelarangan penggunaan alat tangkap cantrang, hingga berselancar atau paddling di wilayah laut perbatasan Indonesia untuk memastikan kedaulatan bangsa.
Apa yang diperjuangkannya pun membawa hasil. Jumlah ikan yang bisa ditangkap di Indonesia naik dari 7,3 juta ton pada 2015 menjadi 9,93 juta ton pada 2016 dan meningkat lagi menjadi 12,54 juta ton pada 2017. Konsumsi ikan juga meningkat seiring dengan produksi perikanan yang tercatat naik dari 20,84 juta ton di 2014 menjadi 23,51 juta ton di 2016. Konsumsi ikan meningkat dari 38,14 kg per kapita per tahun di 2014 menjadi 43,94 kg per kapita per tahun di 2016.
Nilai Tukar Usaha Nelayan (NTUN) dan Nilai Tukar Usaha Perikanan (NTUP) pun mengalami peningkatan tertinggi dibandingkan nilai tukar sektor perikanan lainnya pada September 2017. Data BPS (2017) menunjukkan bahwa NTUN dan NTUP Meningkat 3,43 % dan 2,42 % dibandingkan bulan yang sama tahun 2016. Hal ini menunjukkan kian membaiknya usaha perikanan masyarakat perikanan Indonesia.
Berikut sepak terjang wanita kelahiran Pangandaran yang terkenal dengan jargon 'tenggelamkan' -nya itu di sepanjang 2017:
1. Polemik Cantrang, Susi Dipanggil Jokowi
Kebijakan larang penggunaan cantrang sebagai alat tangkap ikan dikritik oleh banyak orang, termasui Ketum PKB Muhaimin Iskandar. Presiden Jokowi pun mengaku akan memanggil Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti secara langsung terkait kebijakan ini.
"Ya saya kan ini akan melihat dulu lapangannya seperti apa, saya akan mengevaluasi kebijakan yang telah dilakukan oleh Menteri KP," kata Jokowi usai groundbreaking Rusunami Loftvilles, Jl Bukit Serua, Tangerang Selatan, Kamis (27/4/2017).
Jokowi sudah mendengar tentang kebijakan ini. Tetapi dia ingin mendapat penjelasan langsung dari Susi.
Alat tangkap cantrang sendiri merupakan alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan yang dilengkapi dua tali penarik yang cukup panjang yang dikaitkan pada ujung sayap jaring. Bagian utama dari alat tangkap ini terdiri dari kantong, badan, sayap atau kaki, mulut jaring, tali penarik (warp), pelampung dam pemberat.
Susi melarang penggunaan cantrang ini untuk melindungi lingkungan. Cantrang diyakini akan menjaring seluruh ikan, dari ukuran besar sampai yang masih sangat kecil. Susi sampai menyebut apabila penggunaan cantrang tidak dibatasi, maka kekayaan laut Indonesia bisa hilang.
Namun hal ini banyak ditentang lantaran polemik cantrang kerap dipolitisasi lewat penggantian alat tangkap pengganti cantrang yang disebut lambat sehingga malah merugikan nelayan.
Presiden Jokowi bahkan sempat kembali mengingatkan Susi untuk tidak menghabiskan energi mengurusi cantrang melulu, tapi fokus kepada perubahan selanjutnya yang akan dilakukan setelah melarang penggunaan cantrang.
"Contohnya Menteri Susi sampaikan. Sus, jangan diterus-terusin yang urusan cantrang," ujar Jokowi dalam pidatonya di hadapan pelaku pasar modal di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (4/7).
Menurut Jokowi, selalu ada saja orang yang tidak suka dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah meski tujuannya baik. Untuk itu, sambung dia, tak perlu menghabiskan banyak energi untuk meladeni orang yang tidak suka. Lebih baik mengalihkan energi yang ada untuk fokus melakukan pembangunan.
"Urusan hal-hal yang sudah lama sekali tidak selesai sejak lama sekali, kita harus selesaikan masalah itu. Kita harus bawa nelayan kita kepada hal-hal yang bisa memberikan masa depan yang baik. Yang berkaitan dengan teknologi. Jangan terus kita terjebak pada urusan-urusan cantrang," tandas Jokowi.
2. Perpanjang Penggunaan Cantrang
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti akhirnya menghadap Presiden Joko Widodo, di Istana Negara, Jakarta, pada tanggal 3 Mei 2017. Susi dipanggil Jokowi terkait kebijakannya soal larangan penggunaan cantrang yang mendapatkan protes dari para nelayan.
"Dari hari Minggu saya sudah memohon waktu dan arahan dari Presiden. Kita perpanjang (penggunaan) cantrang sampai akhir 2017. Dan itu terutama untuk wilayah Jateng saja," kata Susi usai menghadap Jokowi.
Dengan perpanjangan ini, maka peraturan Kementerian Kelautan dan Perikanan nomor 2 Tahun 2015 tentang larangan cantrang ditunda pemberlakuannya hingga akhir tahun.
Susi memastikan, dalam masa waktu perpanjangan ini, alat pengganti cantrang untuk menangkap ikan akan terus didistribusikan kepada para nelayan yang memiliki ukuran kapal dibawah 10 GT.
Untuk kapal di bawah 10 GT, penggantian alat tangkap akan disediakan seluruhnya oleh pemerintah. Adapun kapal 10-30 GT, pemerintah membantu fasilitas permodalan dari bank.
Untuk kapal di atas 30 GT, pemerintah menyediakan WPP di Timur dan Barat yaitu laut Arafura dan Natuna yang dulu umumnya dikuasai asing.
3. Ganti Menteri Susi
Jagat maya diramaikan tagar #GantiMenteriSusi yang menggema di Twitter pada bulan Juli 2017. Tagar tersebut sempat jadi trending topic urutan pertama di Indonesia. Heboh tagar tersebut rupanya didorong oleh aksi demo sejumlah nelayan di depan Istana Merdeka yang meminta Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti, diganti.
Para pendemo menolak kebijakan pengelolaan cantrang yang dikeluarkan Susi. Bahkan para nelayan ini juga meminta untuk Susi mundur dari jabatannya.
Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) sendiri mendukung langkah Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti melarang penggunaan cantrang sebagai alat tangkap ikan. Pelarangan cantrang sebagai alat tangkap ikan dilakukan untuk menjaga ketersediaan ikan di masa mendatang agar tak habis dijaring secara masif.
Namun, nelayan juga meminta kepada Susi untuk memberikan solusi terbaik dalam memberikan kemudahan dalam mengganti alat tangkap ikan.
4. Suarakan Keras Perlawanan Illegal fishing di Forum Internasional
Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti selalu memperjuangkan Illegal, Unreported dan Unregulated (IUU) Fishing menjadi tindakan kejahatan internasional terorganisir dalam setiap forum internasional yang dihadirinya. Tercatat pada sepanjang 2017, ada 4 forum internasional yang dihadirinya dan semuanya membicarakan tentang perlawanan terhadap IUU Fishing.
Dalm World Oceans Summit, sebuah forum kelautan internasional yang dihadiri oleh ratusan delegasi dari berbagai negara, Susi menjelaskan alasannya menenggelamkan kapal ikan asing.
Susi mengatakan, bahwa dirinya sangat menentang adanya tindakan IUU (Illegal, Unreported, Unregulated) Fishing. Tindakan ini tidak sejalan dengan prinsipnya, bahwa pertumbuhan ekonomi dari hasil laut harus berjalan beriringan dengan perhatian kepada keberlanjutan ekosistem laut tersebut.
"Ribuan kapal asing telah masuk ke perairan kami dan mencuri ikan kami. Ini telah terjadi berpuluh-puluh tahun. Ini ternyata melibatkan banyak orang di dalamnya. Pengusaha-pengusaha dalam negeri, departemen-departemen negara kami dan lain-lain," kata Susi di Sofitel Hotel, Nusa Dua, Bali, Jumat (24/2/2017).
"Ada banyak pengusaha-pengusaha kapal yang memalsukan lisensi kapalnya, yang mendaftarkan satu lisensi untuk 10 kapal dengan nama yang sama. Itu yang terjadi. Dan Indonesia kehilangan banyak potensi perikanannya karena itu," tambahnya.
Hal yang sama dilakukannya dalam UN Ocean Conference di kantor PBB, New York, Amerika Serikat, 5-9 Juni 2017.
Susi bersama Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan menyuarakan soal pemberantasan illegal fishing yang memang jadi fokus utamanya selama menjabat sebagai menteri. Dia meyakini pemberantasan illegal fishing merupakan kunci dari pengembangan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia, yang berkelanjutan dan membawa kesejahteraan.
"Melindungi laut itu penting, karena 70% dari planet bumi itu adalah laut. Kita harus berani dan galak," ujar Susi.
Forum internasional lainnya yang dihadiri Susi tahun ini di antaranya simposium internasional tentang kejahatan perikanan, di Wina, Austria dan Ocean Youth Summit di Malta University di Valetta, ibu kota Malta.
Dalam pidatonya, Susi mengajak seluruh peserta melanjutkan kampanye yang menegaskan kejahatan di sektor perikanan sebagai transnational organized crime atau kejahatan transnasional terorganisir.
Susi mengatakan kejahatan transnasional di sektor perikanan adalah salah satu ancaman terbesar di lautan. Ancaman ini tak hanya membuat ketahanan pangan dalam bahaya, tapi juga memberikan dampak negatif bagi ekonomi, merugikan lingkungan hidup, dan merongrong hak asasi manusia.
"Di negara saya banyak pencurian ikan, ada 10.000 kapal asing yang mencuri ikan setiap hari. Setelah pergantian pemimpin (presiden), saya ditunjuk jadi menteri, dan pemerintah baru ingin ada kebijakan yang lebih perhatikan laut," ujar Susi.
Susi menjelaskan, alasan kebijakan pemerintah Indonesia saat ini lebih memperhatikan laut karena 70% negaranya adalah laut, sama seperti dunia yang 70% dikuasai laut.
Selain itu, menurut Susi, konferensi-konferensi tentang laut, salah satunya Our Ocean di Malta, sebagai pengingat bagi setiap negara bahwa laut ini penting karena menyangkut ketahanan pangan, ekosistem, politik, ekonomi, dan perubahan iklim.
"Kami akhirnya punya kebijakan baru yaitu menenggelamkan kapal pencuri ikan. Kelihatannya aturan ini terlalu keras itu hal yang perlu dilakukan kalau ada 10.000 kapal yang mencuri ikan di wilayah negaramu," tutur Susi.
5. Lepas Penat Lewat Berselancar di Laut Lepas
Sepanjang tahun ini, Susi juga sempat dibuat geger oleh beredarnya foto dirinya yang sedang santai di tengah laut sambil duduk di atas sebuah papan selancar dan menyeruput kopi. Hal tersebut ternyata menjadi cara Susi melepas penat pekerjaannya yang diakuinya banyak membuat stres lantaran persoalan tata kelola laut dan perikanan Indonesia yang teramat pelik.
Susi mengaku senang bermain paddle board atau olahraga selancar atau surfing menggunakan dayung, berada di tengah lautan, santai menikmati alam dan hamparan laut yang luas. Dia bahkan mengaku bisa pusing jika tak bermain di laut dalam waktu sebulan saja.
Susi sempat melakukan hal yang sama di Pulau Senoa, Kepulauan Natuna. Memanfaatkan waktu senggangnya di sela kunjungan kerjanya ke Natuna, Susi menyempatkan bermain olahraga laut tersebut. Tidak kurang dari 3 jam, wanita berusia 52 tahun tersebut tanpa lelah terus bermain di tengah laut dengan paddle board-nya tersebut.
Susi mengaku ini menjadi salah satu pelepas penatnya bekerja sebagai Menteri Kelautan dan Perikanan. Berkali-kali ia mengatakan tugasnya di Kementerian sangat berat karena ada banyak hal yang harus dikerjakan, termasuk mencegah kapal ikan asing masuk ke perairan Indonesia.
Pemilik Susi Air tersebut juga mengatakan, selain melepas penatnya dengan bermain di tengah laut, terbang menggunakan pesawat terbang juga menjadi salah satu kegemarannya.
"Ke laut sama terbang. Terbang dan ke laut, itu keliling naik pesawat terbang," katanya saat ditemui di Natuna, Sabtu (5/8).
Selain itu, Susi juga mengaku gemar mendengarkan musik dengan volume yang keras. Hal ini dibuktikannya dengan menjadikan seorang Debbie Harry sebagai penyanyi favoritnya. Debbie Harry merupakan penyanyi rock dan penulis lagu era tahun 70 hingga awal 90-an yang sempat hits dengan band punk, rock dan diskonya, Blondie.
"Satu lagi, putar musik keras-keras. Favoritnya? Debbie Harry," tukas Susi.
6. Dapat Gelar Doktor dan Diakui Dunia
Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mendapatkan gelar doktor keduanya di tahun 2017 ini. Wanita yang bahkan tak sempat lulus dari bangku SMP tersebut bahkan menjadi orang ketiga yang mendapatkan gelar Doktor Honoris Causa dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya.
Pemberian gelar kehormatan Doktor Honoris Causa (HC) ini melalui tahap pengkajian yang ketat. Setelah nama Menteri Kelautan itu disetujui, tim promotor dari ITS tersebut kemudian mengumpulkan berbagai karya Menteri Susi dan mengajukannya ke senat akademik.
Saat menerima gelar Doktor Honoris Causa, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bahkan sempat menangis. Susi menangis saat mengucapkan terima kasih dalam pidatonya.
Susi mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung dan memberi kepercayaan kepadanya dalam mengemban tugas.
"Terima kasih kepada Bapak Presiden Haji Joko Widodo dan Muhammad Jusuf Kalla yang telah memberikan kepercayaan kepada saya sebagai menteri kelautan dan Perikanan dan satgas 115," ujar Susi saat memberikan pidato di Graha Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Jumat (10/11).
Tak cuma mendapatkan pengakuan dari dalam negeri, nama Susi juga diakui di dunia internasional. Susi Pudjiastuti diganjar penghargaan maritim tertinggi dunia yakni Peter Benchley Ocean Awards atas visi dan kebijakan pembangunan ekonomi dan konservasi laut di Indonesia.
Penghargaan dalam kategori kepemimpinan tersebut diterima Susi pada Kamis malam 11 Mei 2017 di Smithsonian, Washington DC. Detik.com
loading...
Comments
Post a Comment