loading...
Azas Tigor Nainggolan Ketua Forum Warga Kota Jakarta menilai, program Anies Baswedan-Sandiaga Uno terkait DP 0 Rupiah hanya sebagai pembodohan publik.
Menurutnya, program tersebut tidak ada bedanya dengan harga apartemen serupa di Jakarta.
"Ternyata harga rumahnya sama saja, bahkan lebih murah harga apartemen di tengah Kota Jakarta. Lalu di mana kelebihan atau kemurahan dari Rumah DP 0 Rupiah?," tanya Azas dalam keterangan yang diterima, Kamis (18/1).
Azas melihat, program tersebut tidak bermanfaat terhadap rakyat miskin karena harga apartemen lebih murah. Sebab, kata dia, masyarakat harus membeli satu unit rumah susun seharga Rp 185 juta untuk tipe 21 dan Rp 320 juta untuk tipe 36.
"Memangnya masyarakat bodoh mau beli rumah yang lebih mahal, padahal ada apartemen yang jauh lebih murah?" beber Azas.
Dia juga menanyakan maksud Anies-Sandi menggunakan uang APBD dalam menjalankan program DP 0 Rupiah. Menurutnya, tanpa bantuan dari Pemprov DKI, pengembang bisa membangun dan menjual seperti yang dilakukan saat ini.
"Untuk apa Pemprov Jakarta repot-repot bikin program kalau swasta harganya lebih murah? Aneh kok malah kasih bangun ke swasta Rumah DP 0 Rupiah dengan subsidi dari uang APBD? Padahal swasta bangun sendiri tanpa bantuan subsidi APBD saja bisa dengan harga jauh lebih murah," bebernya.
Lebih lanjut kata Azas, di kawasan Jalan Pramuka dan Jalan Basuki Rahmat, banyak apartemen tipe 21 dijual hanya Rp 217 juta. Oleh karena itu, Azas menilai program ini tak lebih sekadar dari menunaikan janji kampanye.
"Dalam kampanye dulu dijanjikan wujud Rumah DP 0 Rupiah adalah rumah tapak tanah (landed house). Tapi kok sekarang malah jadi rusun?" tanyanya heran. Jpnn.com
loading...
Comments
Post a Comment