loading...
Universitas Hasanuddin mengirim tim medis dan
kesehatan serta tim multidisiplin ke Distrik Agats, Kabupaten Asmat , Papua,
untuk mengawal campak dan gizi buruk yang belakangan ini hangat menjadi
pembicaraan masyarakat luas.
Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dwia
Aries Tina Pulubuhu, mengatakan dikirimnya tim medis yang terdiri atas 19 orang
dalam tim tanggap darurat yang terdiri atas dokter residen senior dengan berbagai
bidang, seperti penyakit dalam, obgyn, gigi, dan gizi, serta perawat dan enam
orang profesor dari berbagai bidang ilmu akan diberangkatkan pada Kamis, 8
Februari 2018.
"Pelepasannya besok di Rektorat
Universitas Hasanuddin, itu untuk tahap pertama," kata Dwia , Minggu, 4
Februari 2017.
Pelepasan tim medis dan kesehatan serta tim
multidisiplin ke Asmat itu bahkan rencananya akan dilepas langsung oleh Menteri
Sosial, Idrus Marham.
"Menurut rencana, Menteri Sosial, Idrus
Marham, bahkan akan ke Unhas untuk bertemu dengan Tim Medis dan Kesehatan dan
Tim Multi Disiplin Unhas, sekaligus melepas secara resmi Tim Unhas, pada Senin,
5 Februari 2018 pukul 16.00 Wita," jelas Dwia.
Tak hanya melepas, Kementrian Sosial Republik
Indonesia juga memberikan bantuan berupa obat-obatan, makanan tambahan,
nutrisi, dan peralatan yang dibutuhkan oleh masyarakat yang sedang terkena
dampak kejadian luar biasa berupa gizi buruk dan campak di Distrik Agats,
Kabupaten Asmat.
"Alhamdulillah, setelah kami
berkomunikasi intensif dengan pemerintah pusat, Kementerian Sosial rencananya
akan memberikan bantuan," ucapnya.
Tidak Ada Kaitan dengan Kartu Kuning
Dihubungi terpisah, Kepala Unit Humas dan
Protokol Universitas Hasanuddin, Ishaq Rahman menegaskan bahwa pengiriman tim
medis dan kesehatan serta tim multidisiplin ke Distrik Agats, Kabupaten Asmat,
Papua, ini tidak ada kaitannya dengan "kartu kuning" yang diberikan
kepada Jokowi oleh Ketua BEM Universitas Indonesia, Mohammad Zaadit Taqwa, pada
Jumat, 2 Februari 2018.
Sebelum kejadian "kartu kuning"
itu, kata Ishaq, Universitas Hasanuddin telah melakukan kajian dan rapat khusus
pada Kamis, 1 Februari 2018, di lantai 8 gedung Rektorat Universitas
Hasanuddin.
"Rapat itu membahas tentang persiapan
untuk memberikan bantuan ke Distrik Agats," ucapnya.
Hasil dari rapat yang dihadiri oleh sejumlah
profesor di Universitas Hasanuddin itu menyebutkan bahwa gizi buruk dan campak
yang melanda Distrik Agats, Kabupaten Asmat, Papua, itu membutuhkan solusi
jangka pendek dan jangka panjang.
Solusi jangka pendeknya adalah perlunya
segera ada upaya untuk menyelamatkan anak-anak dan masyarakat yang terkena gizi
buruk.
Sementara untuk solusi jangka panjang, perlu
dilakukan upaya multidisiplin yang melibatkan berbagai bidang ilmu karena
persoalan gizi buruk di Distrik Agats berkaitan dengan aspek ekonomi, sosial
dan budaya.
"Untuk itulah, Rektor Unhas telah
menginstruksikan agar program-program KKN Unhas dan kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat Unhas diarahkan ke wilayah tersebut," ucap Ishaq. liputan6.com
loading...
Comments
Post a Comment