loading...
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, masih berupaya dalam
menggencarkan program kewirausahaan.
Program yang dimaksud yakni One Kecamatan One Centre Enterpreneurship
(OK OCE) ke sejumlah pelaku-pelaku usaha di DKI Jakarta.
Tak seperti wilayah Jakarta Barat, program yang diklaim dapat
menyejahterakan sejumlah pelaku usaha, justru program itu kini dipandang hanya
program omong kosong.
"Katanya ada pelatihan pak, ketika sayanya itu nanya ke pihak
atau tim OK OCE bilang hanya 'segera.. segera.. Tapi kok sampai sekarang ini
nihil pak. Padahal saya mau memiliki usaha itu ya bidang kuliner. Di Kelurahan
juga tak terlihat ada pelatihan apapun tuh. Daftar saja, tapi yah pelatihannya
engga ada sama sekali. Padahal, saya sudah daftar di Kecamatan Kebon Jeruk,
dari 2017 akhir lalu," kata seorang warga di Kecamatan Kebon Jeruk,
sekaligus seorang pedagang nasi uduk, Nunik Putrian (26), Senin (1/2/2018).
Dikatakan Nunik program kewirausahaan OK OCE yang diterapkan Pemprov
DKI Jakarta itu, merupakan program tidak nampak bentuknya.
"Ya jelas ya program hantu itu mah. Sekarang-sekarang ini saya
tungguin kapan pelatihannya sih? Serasa seperti kuliah kuliner pelatihannya.
Mana? Enggak ada sampai sekarang. Menurut saya, yang ada saja dulu dilatih.
Misalnya, bisa 100 peserta dulu dilatih. Halah. Kelamaan mah kalau di
nanti-nanti terus. Mending dagang aja secara mandiri. Enggak perlu pakai
pelatihan. Saya jualan nasi uduk saja lah sendiri ya. Saya Sudah bisa kok
mandiri," katanya.
Warga lainnya pun mengaku sudah terdaftar di Kecamatan Kebon Jeruk
jadi peserta di dalam pelatihan di programkewirausahaan OK OCE, juga menuturkan
hal yang sama.
Andri (39), di kediamannya di Kawasan Kebon Jeruk, kali ini menyebut
program OK OCE tersebut, sekedar janji kampanye semata.
"Saya belum merasakan sih ya, pelatihannya di sini seperti apa.
Sebab, saya mendaftar sekitar dua bulan akhir tahun kemarin sampai kini pun
enggak ada tuh pelatihannya. Ditentukan pada tanggal segini, hari segini, jam
segini.. Eh tahu-tahu sepi. Enggak ada tuh tim OKE OCE-nya ya mau melatih kita.
Malah bilangnya diundur lah. Ah enggak tahu lah, anggapin saja itu program cuma
program angin lewat. Janji kampanye ya kan," katanya.
Sementara itu, Camat Kebon Jeruk, Abdullah, jika pihaknya hingga saat
ini masih melakukan pendataan dan sosialisasi.
Dikatakan Abdullah kembali, para warga yang belum mendaftarkan bisa
lakukan pendaftaran di kantor Kecamatan Kebon Jeruk.
"Pasti ada pelatihan setiap bulannya, tapi saat ini masih pendataan
dulu ya. Konsepnya, saat ini juga belum ada sama sekali," kata Abdullah,
kala dikonfirmasi wartawan.
Saat memantau lokasi pelatihan yakni Gedung Aula Kecamatan Kebon
Jeruk, kondisi kosong. Padahal gedung aula tersebut turut digunakan sebagai
lokasi pendaftaran.
Bahkan tak terlihat ada Kantor Sekretariat OK OCE di kantor berlantai
empat tersebut.
Tidak hanya Kecamatan Kebon Jeruk, kondisi serupa juga nampak di
lingkungan Kantor Kecamatan Grogol Petamburan.
Suasana sepi, dan tak nampak suasana terkait program pelatihan
tersebut. Selain itu, nampak para pegawai di dalam, namun tak melakukan
pelayanan terkait hal pendaftaran di pelatihan kewirausahan tersebut.
Sementara itu, Kepala Suku Dinas Usaha Mikro Kecil Menengah dan
Perdagangan Kota Jakarta Barat, Nur'Aini Silviana atau Sylvi mengakui,
pelatihan sendiri hingga kini masih menunggu anggaran turun.
"Sebab didalam pelatihan ini ya membutuhkan biaya banyak.
Anggaran bermiliar ya untuk program OK-OCE di Jakarta Barat biaya makan saja
dalam setahun kami bayar itu Rp 500 juta. Kami berencana setelah melakukan
pelatihan dan matang secara manajemen, sedikit-sedikit bakal melepas semua
pengusaha barunya OK-OCE untuk menjalani usaha sendiri. Saya tidak setuju,
kalau program OK-OCE sendiri kawasan Jakarta Barat sebut belum berjalan. Kalau,
tak berjalan juga, tandanya memang si Camat tuh yang enggak beres-beres
kerjanya. Cukup saya saja yang bakalan tegur, tidak perlu pak Sandi Uno (Wakil
Gubernur DKI Jakarta) segala," kata Sylvi. tribunnews.com
loading...
Comments
Post a Comment