loading...
Menteri Dalam Negeri sekaligus politikus PDIP, Tjahjo Kumolo menanggapi pernyataan Amien Rais yang mendikotomi Partai Allah dan Partai Setan. Tjahjo mengatakan bahwa pernyataan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut hal yang logis dalam dinamika politik.
"Sesuatu hal yang logis dalam dinamika politik mnculnya terminologi partai Allah dan partai setan, atau munculnya partai besar dan kecil," kata Tjahjo melalui pesan singkatnya, Sabtu (14/4).
Tjahjo menilai, dikotomi yang dilontarkan Amien Rais juga menjadi sah-sah saja dalam demokrasi. Dia menyebut, dalam pesta demokrasi, dalam hal ini pemilu, terutama Pilpres tentu menghasilkan partai-partai pemenang dan yang kalah.
"Namun demikian dalam tiap kontestasi tentu ada partai menang dan partai kalah," ujar Tjahjo.
Tjahjo menilai, dikotomi yang dilontarkan Amien Rais juga menjadi sah-sah saja dalam demokrasi. Dia menyebut, dalam pesta demokrasi, dalam hal ini pemilu, terutama Pilpres tentu menghasilkan partai-partai pemenang dan yang kalah.
"Namun demikian dalam tiap kontestasi tentu ada partai menang dan partai kalah," ujar Tjahjo.
Artinya, partai pemenang akan membentuk koalisi di pemerintahan, sebaliknya partai yang kalah juga membentuk koalisi oposisi. Tjahjo menyindir partai-partai yang kalah dengan sebutan "Partai Kalahan Indonesia'.
"Partai menang membentuk koalisi pemerintahan. Sedangkan partai kalah silahkan membentuk koalisi oposisi dalam ranah Partai Kalahan Indonesia," ujar Tjahjo.
Ketua Penasihat Persaudaran Alumni 212 dan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais sebelumnya mendikotomikan partai politik yang ada di Indonesia menjadi dua kutub yaitu partai Allah dan partai setan. Dikotomi tersebut disampaikan Amien saat tausiyah usai mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjemaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4) pagi.
Dalam tausyiahnya Amien mengatakan bahwa seluruh kekuatan bangsa ini bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai, tidak hanya partai namun juga kelompok yang membela Allah untuk melawan hizbusy syaithan.
Dalam tausiyahnya itu, Amien menyebut PAN, PKS, dan Gerindra masuk sebagai partai Allah. Sementara itu, partai besar masuk dalam partai setan.
Namun Amien tak mau memberikan jawaban rinci mengenai siapa saja partai setan. Bahkan Amien mengelak bahwa yang ia maksud adalah partai setan itu merupakan partai tertentu, melainkan hanya sebatas cara berpikir.
"Saya enggak katakan begitu. Jadi bukan partai, tapi cara berpikir. Cara berpikir yang untuk Allah dan yang diikuti oleh setan. Gelombang pro setan merugi, gelombang besar yang didikte kehendak Allah pasti menang," kata dia. cnnindonesia.com
"Partai menang membentuk koalisi pemerintahan. Sedangkan partai kalah silahkan membentuk koalisi oposisi dalam ranah Partai Kalahan Indonesia," ujar Tjahjo.
Ketua Penasihat Persaudaran Alumni 212 dan Ketua Dewan Kehormatan PAN, Amien Rais sebelumnya mendikotomikan partai politik yang ada di Indonesia menjadi dua kutub yaitu partai Allah dan partai setan. Dikotomi tersebut disampaikan Amien saat tausiyah usai mengikuti Gerakan Indonesia Salat Subuh berjemaah di Masjid Baiturrahim, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Jumat (13/4) pagi.
Dalam tausyiahnya Amien mengatakan bahwa seluruh kekuatan bangsa ini bergabung dan kekuatan dengan sebuah partai, tidak hanya partai namun juga kelompok yang membela Allah untuk melawan hizbusy syaithan.
Dalam tausiyahnya itu, Amien menyebut PAN, PKS, dan Gerindra masuk sebagai partai Allah. Sementara itu, partai besar masuk dalam partai setan.
Namun Amien tak mau memberikan jawaban rinci mengenai siapa saja partai setan. Bahkan Amien mengelak bahwa yang ia maksud adalah partai setan itu merupakan partai tertentu, melainkan hanya sebatas cara berpikir.
"Saya enggak katakan begitu. Jadi bukan partai, tapi cara berpikir. Cara berpikir yang untuk Allah dan yang diikuti oleh setan. Gelombang pro setan merugi, gelombang besar yang didikte kehendak Allah pasti menang," kata dia. cnnindonesia.com
loading...
Comments
Post a Comment