loading...
Terduga pelaku bom bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur melibatkan satu keluarga, mulai dari orang tua hingga anak-anak di bawah umur. Menteri Kesehatan RI Nila F. Moeloek mengaku tak habis pikir akan hal keji yang melibatkan anak-anak.
"Saya juga nggak mengerti bagaimana seseorang bisa begitu. Nah ini ilmu jiwa yang harus kita perdalam betul ya. Ada apa sih?" ujarnya saat ditemui di Ruang Maharmardjono Gedung Adyatma Kementerian Kesehatan RI, Jakarta Selatan, Senin (14/5/2018).
Menurutnya Menkes Nila, seharusnya orang tua melindungi anak-anaknya dan bukan malah melibatkan mereka pada aksi yang disebutnya tidak beradab tersebut.
"Maaf, kalau saya punya anak pasti terus terang bukan saya saja, anak itu pasti kita protect sekali," tegasnya.
"Kalau anak kita dicubit orang saja pasti kita nanya anak saya kenapa dicubit. Kalau nggak salah pasti saya balas lagi," lanjutnya.
Menkes Nila tidak mengerti apa yang dipikirkan kedua orang tua itu sehingga tega mengikutsertakan keempat anaknya.
"Sungguh saya lihat foto kayak keluarga harmonis, tapi kok tega ya? Nggak tahu apa jiwanya," tutur Menkes.
Dikutip dari detikNews, satu keluarga yang menjadi bomber itu adalah sang ayah, Dita Oepriarto, meledakkan diri di GPPS Jalan Arjuna. Sementara itu, si ibu, Puji Kuswati, meledakkan diri bersama kedua putrinya berinisial FS dan PR di GKI Jalan Diponegoro.
Kemudian, dua anak laki-laki, Dita dan Puji, meledakkan diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Ngagel. YF dan FH bergerak secara terpisah dari orang tuanya dengan naik sepeda motor dan meledakkan diri. detik.com
loading...
Comments
Post a Comment