loading...
Staf Khusus Presiden Bidang Komunikasi Johan Budi mengimbau masyarakat tak panik dan berhati-hati dalam menyampaikan atau menyebarkan informasi.
"Apalagi informasi-informasi yang belum terkonfirmasi oleh aparat pemerintah atau penegak hukum," ujarnya, di Singkawang, Kalimantan Barat, Senin (14/5).
Johan menjelaskan informasi tersebut bisa jadi bagian dari hoaks. "Tadi pagi juga tersebar hoaks melalui Socmed maupun WhatsApp mengenai adanya bom di suatu tempat," tambahnya.
Johan menegaskan agar memastikan kabar yang didapat benar atau tidak. "Bisa konfirmasi ke penegak hukum. Jangan disebarkan juga termasuk foto-foto korban," jelasnya.
Dia menambahkan terkait call center, masing-masing kementerian dan lembaga punya untuk pelaporan hoaks.
Johan menjelaskan pula sikap yang telah Presiden Joko Widodo sampaikan pada media.
"Banyak yang jadi korban dan itu tidak bisa ditolerir lagi. [Presiden] sudah memerintahkan pada kapolri untuk bertindak tegas tentu sesuai koridor hukum yang berlaku," ujarnya.
Rentetan peristiwa teror bermula pada kerusuhan dan penyanderaan di Mako Brimob Rabu (9/5) malam. Serangan teror berlanjut pada tiga gereja di Surabaya Minggu (13/5). Kasus ini menimbulkan belasan orang tewas dan puluhan luka-luka.
Selain itu, ada pula ledakan di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo pada Minggu malam. Sedangkan pada Senin pagi, terjadi bom bunuh diri di Mapolrestabes Surabaya. cnnindonesia.com
loading...
Comments
Post a Comment