loading...
"Saya kira tidak 11 juta ya. Dari temuan KPU untuk pilkada ini tidak sampai satu juta. Delapan ratus sekian," kata Tjahjo di gedung BPSDM Kemendagri, Jalan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Sabtu (5/5/2018).
Tjahjo menjelaskan tiap tahun urusan pembuatan e-KTP pasti mengalami masalah. Penyebabnya, menurut dia, penduduk usia remaja yang menginjak dewasa mencapai 15 juta orang per tahun.
Terkait masih adanya warga yang belum melakukan perekaman e-KTP, Tjahjo meminta warga tersebut tidak berpangku tangan. Warga harus proaktif.
"Kalau masyarakat tidak proaktif ya tidak mungkin bisa terdata walaupun datanya ada. Hanya kami ingin memastikan bahwa warga negara tersebut tinggalnya di mana. Untuk menentukan TPS-nya kalau dia mau menggunakan hak pilihnya, yang kedua memastikan dia masih hidup atau sudah meninggal," jelas Tjahjo.
"Perintah Bapak Presiden satu hari harus selesai. Satu hari, ini satu jam harus selesai. Praktiknya 10 menit sudah selesai. Kecuali listrik mati, kecuali ada hal yang lain. Kemarin kami di Merauke saja, Papua, 10 menit selesai," ucapnya.
Tjahjo pun kembali mengingatkan masyarakat proaktif melakukan perekaman e-KTP.
"Kalau masyarakatnya nggak proaktif ya bagaimana kita mau datang. Kalau masyarakat adat di desa-desa bisa kami datangi, tapi yang di kota-kota yang sekolah di luar negeri itu yang sulit. Tapi setidaknya sekarang sudah ada 97,4 persen dari 184 juta yang merekam. Saya kira sudah bagus itu kerja Dukcapil. Semua sudah cukup optimal, tinggal sisanya mudah-mudahan sampai akhir tahun mau datang merekam," imbuhnya. detik.com
loading...
Comments
Post a Comment